Rabu, 22 Februari 2017

Pengertian farmakognosi

Kata Farmakognosi berasal dari dua perkataan Yunani yaitu Pharmakon yang berarti obat dan gnosis yang berarti ilmu atau pengetahuan.
Farmakognosi  dapat  diartikan  sebagai  ilmu  yang  mempelajari  tentang  bahan  alam, terutama  dari  tumbuh dan tumbuhan, hewan, dan  mineral  yang  dapat  digunakan  dalam  pengobatan
Definisi  yang  mencakup  seluruh  ruang  lingkup  farmakognosi  diberiln  oleh FLUCKIGER ,yaitu pengetahuan secara serentak berbagai macam cabang ilmu pengetahuan untuk memperoleh segala segi yang perlu diketahui tentang obat.

Sejarah dan perkembangan farmakognosi

Pada kurang lebih 2500 tahun sebelum masehi, penggunaan tanaman obat sudah dilakukan orang, hal ini dapat diketahui dari lempeng tanah liat yang tersimpan di Perpustakaan Ashurbanipal di Assiria, yang memuat simplisia antara lain kulit delima, opium, adas manis, madu, ragi, minyak jarak. Juga orang Yunani kuno misalnya Hippocrates (1446 sebelum masehi), seorang tabib telah mengenal kayu manis, hiosiamina, gentiana, kelembak, gom arab, bunga kantil dan lainnya.
           Pada tahun 1737 Linnaeus, seorang ahli botani Swedia, menulis buku “Genera Plantarum” yang kemudian merupakan buku pedoman utama dari sistematik botani, sedangkan farmakognosi modern mulai dirintis oleh Martiuss. Seorang apoteker Jerman dalam bukunya “Grundriss Der Pharmakognosie Des Planzenreisches” telah menggolongkan simplisia menurut segi morfologi, cara- cara untuk   mengetahui kemurnian simplisia.
            Farmakognosi mulai berkembang pesat setelah pertengahan abad ke 19 dan masih terbatas pada uraian makroskopis dan mikroskopis. Dan sampai dewasa ini perkembangannya sudah sampai ke usaha- usaha isolasi, identifikasi dan juga teknik-teknik kromatografi untuk tujuan analisa kualitatif dan kuantitatif.

Cara membuat syrup jahe

Bahan :
  1. Jahe Gajah Segar 1 kg
  2. Jahe merah/ jahe emprit 1 kg
  3. Gula pasir 2 kg
  4. Gula jawa 2 kg
  5. Temu lawak 2 butir
  6. Serai 6 batang, memarkan
  7. Cengkih 14 butir
  8. Pala 1 butir, tumbuk halus
  9. Kayu Manis ukuran 10 cm 2 batang
  10. Garam 2 sendok teh
  11. Pandan 2 lembar
  12. Air bersih 4 liter
Cara Pembuatan
  1. Cuci bersih rimpang jahe hingga bebas dari segala kotoran ataupun tanah kemudian kupas kulitnya dan cuci ulang sekali lagi agar kotoran benar-benar hilang.
  2. Parut jahe dan peras agar keluar sari jahenya , tampung dalam panci/ wadah. Parutan jahe diperas beberapa kali agar sarinya dapat terambil semaksimal mungkin. Agar memudahkan pemerasan, parutan jahe perlu diberi air secukupnya. Untuk 1 kg jahe dapat disediakan 1/2 liter air.
  3. Hasil akhir pemerasan jahe berupa cairan kental berwarna kuning kecoklat-coklatan.
  4. Siapkan 4 liter air bersih dalam panci, masukkan serai, kayu manis, pala, cengkih, garam, rebus sampai mendidih dalam keadaan tertutup.
  5. Jika perebusan bumbu telah mendidih, masukkan sari jahe dan rebus kembali sampai mendidih dalam keadaan panci terbuka, kemudian saring dengan kain saringan agar lebih bening dan bersih
  6. Kemudian panaskan larutan jahe beserta bumbu-bumbu yang telah disaring, masukkan gula pasir dan gula jawa, masak sampai larut dan mendidih.
  7. Jika sudah larut, kental serta mendidih, angkat dan dinginkan, jika sudah dingin simpan dalam botol steril .

Cara membuat obat tradisional

Ramuan untuk Mengobati Demam

Rimpang kunyit yang dicuci (20g), diparut, ditambah dengan air matang 100ml, diperas dengan saringan kain. Airnya diminum 2 kali sehari.

Ramuan untuk Mengobati Diare

Kunyit diiris, direbus dengan air, ditambah 1 sendok teh air kapur sirih, aduk sampai rata. Dinginkan. Saringan airnya diminum 3 kali sehari sampai sembuh.

Ramuan untuk Mengobati Borok

Ambil kunyit kira-kira sebesar ibu jari, cuci bersih kemudian diparut, ditambah satu sendok teh air kapur sirih dan perasan air 1 jeruk nipis, aduk sampai rata. Oleskan campuran pada bagian tubuh yang sakit.

Ramuan untuk Mengobati Gatal (cacar air)

Caranya, ambil sepotong kunyit, segenggam daun asam dicuci, diblender hingga halus seperti bubur. Oleskan pada bagian tubuh yang gatal.
Ramuan untuk Mengobati Radang Amandel

Setengah jari kunyit diparut, ditambah 2 sendok air minum, aduk sampai rata, peras dan ambil airnya. Tambah 1 kuning telur ayam kampung dan sedikit air kapur sirih. Kocok adunan, minum 1 hingga 2 kali sehari.

Ramuan untuk Mengobati Radang Gusi

Ambil setengah ibu jari kunyit dan 3 potong gambir diiris. Rebus dalam 2 gelas air sehingga tersisa 1 gelas. Gunakan air itu untuk berkumur 3 hingga 4 kali sehari.

Ramuan untuk Mengobati Terlambat Haid

Sediakan kunyit dan daun sigading (15g), biji pala dan kapulaga (10g), ketumbar, jinten hitam dan cengkeh (5g). Rebus bahan tersebut dengan 3 gelas air sehingga tersisa 1 gelas. Dinginkan, saring, bagi menjadi 3 bagian untuk diminum 3 kali sehari.

Kesehatan kulit dan umum (jamu)

Ambil 100g rimpang kunyit segar, 100 ml air jeruk nipis, 11/2 sendok makan madu dan air secukupnya. Kunyit dihaluskan dengan blender, campurkan pasta kunyit tersebut dengan madu dan air jeruk nipis. Tambahkan air secukupnya. Minum secara teratur.

Selain dapat memberikan manfaat, ternyata kunyit juga bisa menimbulkan efek samping pada tubuh, antara lain:
  1. Menyebabkan gangguan pada lambung
  2. Bisa menimbulkan rangsangan pada rahim, sehingga wanita hamil dan ibu menyusui sebisa mungkin mengurangi konsumsi kunyit.
  3. Sejumlah zat/senyawa dalam kunyit sebagian sukar diserap oleh tubuh, sehingga manfaat dari kunyit ini tidak bisa dimaksimalkan oleh tubuh.
  4. Bagi anda yang sedang menjalankan kemoterapi, sebaiknya tidak mengkonsumsi kunyit karena bisa menurunkan efek kemoterapi

Ruang lingkup farmakognosi

      

        Farmakognosi  adalah  sebagai  bagian  biofarmasi, biokimia dan kimia sintesa, sehingga  ruang lingkupnya menjadi luas seperti yang  diuraikan dalam definisi Fluckiger.  Sedangkan di Indonesia saat ini untuk praktikum Farmakognosi hanya  meliputi segi pengamatan makroskopis, mikroskopis dan organoleptis yang    seharusnya juga mencakup identifikasi, isolasi dan pemurnian setiap zat yang  terkandung dalam simplisia  dan bila perlu penyelidikan dilanjutkan ke arah sintesa. Sebagai contoh :  Chloramphenicol dapat dibuat secara sintesa total, yang sebelumnya hanya dapat diperoleh dari biakkan cendawan Streptomyces venezuela.

              Alam memberikan kepada kita bahan alam darat dan laut berupa tumbuhan, hewan dan mineral yang jika diadakan identifikasi dan menentukan sistimatikanya, maka diperoleh bahan alam berkhasiat obat. Jika bahan alam yang berkhasiat obat ini dikoleksi, dikeringkan, diolah, diawetkan dan disimpan, akan diperoleh bahan
              Serbuk dari simplisia jika diekstraksi dengan menggunakan berbagai macam metode ekstraksi dengan pemilihan pelarut , maka hasilnya disebut ekstrak. Apabila ekstrak yang diperoleh ini diisolasi dengan pemisahan berbagai kromatografi, maka hasilnya disebut isolat.
              Jika isolat ini dimurnikan, kemudian ditentukan sifat – sifat fisika dan kimiawinya akan dihasilkan zat murni, yang selanjutnya dapat dilanjutkan penelitian tentang identifikasi, karakterisasi, elusidasi struktur dan spektrofotometri.
            Proses ekstraksi dari serbuk sampai diperoleh isolat bahan obat dibicarakan dalam fitokimia dan analisis fitokimia. Bahan obat jika diadakan uji toksisitas dan uji pra klinik akan didapatkan obat jadi. 

Hubungan Farmakognosi dengan Botani-Zoologi

Simplisia harus mempunyai identitas botani – zoologi yang pasti, artinya harus diketahui dengan tepat nama latin tanaman atau hewan dari mana simplisia tersebut diperoleh, misalnya : menurut Farmakope Indonesia ditentukan bahwa untuk Kulit Kina harus diambil dari tanaman asalCinchona succirubra, sedangkan jenis kina terdapat banyak sekali , yang tidak mempunyai kadar kina yang tinggi. Atas dasar pentingnya identitas botani – zoologi maka nama –nama tanaman atau hewan dalam Farmakope selalu disebut nama latin dan tidak dengan nama   daerah, karena satu nama daerah seringkali berlaku untuk lebih dari satu macam tanaman sehingga dengan demikian nama daerah tidak selalu memberikan kepastian identitas. Dengan demikian menetapkan identitas botani – zoologi secara tepat adalah langkah pertama yang harus ditempuh sebelum melakukan kegiatan-kegiatan lainnya dalam bidang farmakognosi

Pemalsuan dan penurunan mutu simplisia

Simplisia dianggap bermutu rendah “
jika tidak memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan, khususnya persyaratan kadarnya. Mutu rendah ini dapat disebabkan oleh tanaman asal, cara panen dan pengeringan yang salah, disimpan terlalu lama, kena pengaruh kelembaban, panas atau penyulingan.
Simplisia dianggap rusak “
jika oleh sebab tertentu, keadaannya tidak lagi memenuhi syarat, misalnya menjadi basah oleh air laut, tercampur minyak pelumas waktu diangkut dengan kapal dan lain sebagainya.
Simplisia dinyatakan bulukan
jika kualitasnya turun karena dirusak oleh bakteri, cendawan atau serangga.
Simplisia dinyatakan tercampur
jika secara tidak sengaja terdapat bersama-sama bahan- bahan atau bagian tanaman lain, misalnya kuncup Cengkeh tercampur dengan tangkai Cengkeh, daun Sena tercampur dengan tangkai daun.
Simplisia dianggap dipalsukan “
jika secara sengaja diganti, diolah atau ditambahi bahan lain yang tidak semestinya. Misalnya minyak zaitun diganti minyak biji kapas, tetapi dijual dengan nama minyak zaitun.